Kamis, 25 Februari 2016


Dari luar, tempat wisata kuliner yang satu ini sama sekali tidak mirip warung. Lokasinya pun berada di tengah perkampungan. Hanya spanduk bertuliskan Mangut Lele Mbah Marto di bagian depan saja yang menandakan bahwa rumah itu berfungsi sebagai warung. Selebihnya, di teras dan ruang tamu yang lantainya masih plesteran, tampak orang-orang memenuhi meja makan dan kursi-kursi kayu di sana sambil bercanda dengan keluarga masing-masing. Sementara, di samping rumah yang berlantai tanah, para pembeli juga sibuk menyantap nasi lele mangut di bangku kayu panjang. Maka, tak perlu sungkan seperti tamu di rumah yang amat sederhana milik Mbah Marto yang terletak di Dusun Ngireng-ireng, Saraban, Panggungharjo, Sewon, Bantul, ini. Begitu masuk ke pekarangan rumahnya yang berisi sumur, silahkan langsung menuju samping rumah dan terus masuk ke dapur.


Di situ anda bisa memesan menu legendaris di warung ini, yaitu nasi mangut lele yang disajikan bersama gudeg dan sambal goreng krecek. Ada pula garang asem ayam atau hati, opor ayam, dan sate kerang. Semua disajikan di atas lincak bambu yang lebar, anda tinggal mengambil sendiri yang diinginkan. Namun, jangan kaget bila mata langsung terasa perih ketika masuk ke dapur, bilamana tungku masih menyala. Semua menu di warung yang buka setiap hari pukul 10.00-16.00 ini memang dimasak dengan menggunakan tungku kayu bakar. Sebelum dibuat mangut, lele diasap terlebih dahulu agar tidak tengik dan aroma sedapnya keluar. Lalu, dibumbui antara lain bawang merah, bawang putih, kunci, cabai, dan santan kental.

Menurut Kasilah, anak bungsu Mbah Marto, ibunya itu mulai berjualan mangut lele sejak masih muda, tepatnya usia 20 tahun. Saat itu ibunya berkeliling kampung sambil menggendong tenggok berisi mangut lele, mulai jam 10.00. Waktu itu, jumlah mangut yang dijual belum bisa banyak karena berat membawanya. Baru sekitar 25-30 tahun kemudian, Mbah Marto tidak lagi berkeliling dan membuka warung di rumahnya. Para pelanggannya yang merasa kehilangan lalu mencari ke rumah. Kelezatan lele mangut Mbah Marto membuat makin banyak pembeli yang datang sejak saat itu.


Para pembeli juga berasal dari luar kota, termasuk Jakarta, Surabaya, bahkan tak sedikit bule yang datang. Pak Bondan Winarno dan Pak William Wongso pun juga sudah beberapa kali datang ke sini. Banyak juga selebritis yang datang seperti Guruh Soekarno Putra, Indro Warkop, dan Indie Barends. Sampai sekarang, rasa mangut lele Mbah Marto tidak pernah berubah. Kasilah kini yang dipercaya meneruskan usaha ini dibantu bibi dan kerabatnya. Bila beruntung, pengunjung juga bisa berkesempatan bertemu dengan Mbah Marto yang usianya telah sepuh. Meski sudah lanjut usia, Mbah Marto yang memiliki enam anak ini tetap ikut membantu berjualan, bahkan menjadi kasir. Ia juga selalu dengan ramah dan jenaka melayani para pelanggan yang ingin berpose dengannya. Pada hari biasa, lele yang dibutuhkan sekitar 25-30 kg, sedangkan pada hari libur bisa mencapai 40 kg per hari. Harga seporsi nasi mangut lele atau nasi garang asem Rp 20.000.
   


MANGUT LELE MBAH MARTO

Dusun Ngireng-ireng, Saraban, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Phone: 089 623 047 222

1 komentar: