Kamis, 14 Mei 2015




Pasangan suami istri, Ustiani dan Totok, punya mimpi bisa melestarikan kuliner leluhur. Caranya, mereka mendirikan Wedangan Pendhopo sejak 2011 lalu. Selain ingin agar warisan kuliner tidak hilang, Ustiani, yang juga seorang PNS ini, ingin wedangan dan kuliner warisan leluhur naik kelas. Niat Ustiani 100% didukung sang suami. Keduanya pun berbagi tugas. Ustiani yang mengurus menu dan jasa, sedangkan sang suami membantu merancang arsitektur dan interior. Ibu satu anak ini bercerita, sebenarnya semuanya serba kebetulan. Ia hanya ingin memanfaatkan rumah yang telah dibelinya bersama suami, tapi tidak ditempati. Rasanya, sayang kalau rumah tersebut tidak dimanfaatkan. Awalnya, mereka sempat pesimis karena lokasinya tidak berada di pinggir jalan. Apakah kalau nanti mereka membuat tempat kuliner ada yang datang ?

Ternyata sambutan yang didapat luar biasa. Semuanya benar-benar di luar perkiraan mereka. Arsitektur yang digarap sendiri oleh Totok pun juga serba kebetulan. Sejak lama Totok suka mengumpulkan barang antik, salah satunya limasan yang sudah ada beberapa buah. Jadi ketika membangun tempat ini, nuansanya pun dipenuhi dengan barang-barang antik. Meskipun ini berdasarkan selera pribadi, tapi mereka bersyukur ternyata banyak pengunjung yang menyukainya. Malah, tempat mereka ini sering dijadikan lokasi untuk foto prawedding.



Soal menu yang ditawarkan Wedangan Pendhopo hampir sama dengan menu di wedangan lainnya. Mereka menyajikan hidangan ala kampung, semuanya makanan tradisional dan benar-benar buatan rumah. Kemudian mereka tambahkan beberapa menu spesial yang lain. Menu spesial yang merupakan kuliner leluhur, salah satunya Sekul Sayur Ndeso yang sekarang sudah jarang ditemui. Bahkan yang memasak menu ini adalah si mbah yang dulu menjaga Ustiani sejak kecil, umurnya sudah sekitar 80 tahun, jadi jelas otentik sekali rasanya. Menu ini menjadi sangat spesial buat banyak orang yang mungkin sudah tidak lagi bisa menemukan dan merasakan nikmatnya Sekul Sayur Ndeso, sekaligus juga memperkenalkannya kepada generasi muda agar tidak hilang.

Agar pengunjung tak bosan, Ustiani juga menyuguhkan menu sayur lain seperti sayur asem, garang asem, lodeh, dan pilihan lainnya. Untuk harga, ia tidak mematok harga mahal. Semua makanan dan minuman ditawarkan dengan harga murah atau terjangkau. Ada menu yang hanya seharga Rp 1000, dan untuk Sekul Sayur Ndeso harganya Rp 5000 karena memang menjadi signature Wedangan Pendhopo.



Suasana dan atmosfer priyayi Jawa memang sangat kental terasa saat kita menginjakkan kaki di Wedangan Pendhopo. Alunan langgam Jawa yang terdengar semakin menambah atmosfer Jawa klasik. Gebyok yang didesain apik menambah keotentikan kafe ini. Hebatnya, Wedangan Pendhopo ternyata juga digemari kaum mahasiswa dan pelajar. Memang tempat kuliner ini bisa masuk semua umur, dari yang masih sekolah sampai yang sudah sepuh. Padahal, Ustiani dan suami tidak pernah beriklan atau menggunakan promosi lewat media. Mereka termasuk yang konvensional, hanya gethok tular, atau dari mulut ke mulut.

Tak heran, dengan suasana yang nyaman, pengunjung pun terus berdatangan. Salah satu tamu istimewa yang pernah datang ke tempat ini adalah Ibu Iriana Jokowi yang sering bersantai di Wedangan Pendhopo bersama teman-temannya saat pulang ke Solo. Presiden Jokowi pun juga kerap datang bersama rombongan menteri atau tamu negara. Meski tempat ini bisa menampung hingga 100 orang, tapi bagi pasangan Ustiani dan Totok tetap tidak menyangka kalau orang nomor satu di negara ini berkenan datang ke tempat mereka. Bahkan saat berulang tahun, Ibu Iriana pernah merayakannya di sini.

Wedang Pendhopo sering disebut sebagai wisata kuliner blusukan yang wajib didatangi dan dikunjungi wisatawan domestik ataupun mancanegara saat berkunjung ke Solo. Dan seiring berjalannya waktu, ada beberapa masukan yang diterima Ustiani dan Totok. Mereka pun berusaha menyesuaikan diri dengan keinginan pelanggan. Misalnya, ketika ada permintaan dipasang televisi flat, walau sebenarnya tidak cocok dengan atribut Wedangan Pendhopo, tetapi karena banyak yang meminta, maka mereka sediakan. Wedangan Pendhopo yang berlokasi di Jalan Srigading 1 No. 7, Turisari, Mangkubumen, Solo ini buka sore hingga malam hari. Namun, karena banyak yang minta dibuka pagi hari, mereka pun akan membuat tempat makan yang berkonsep bisa untuk sarapan hingga makan siang.

0 komentar:

Posting Komentar