Bila anda menuju Bukittinggi dari arah Padang, anda akan menemukan rumah makan Sate Mak Syukur ketika memasuki Jalan Sutan Syahrir, Padang Panjang. Rumah makan yang terkenal sampai ke Jakarta ini terletak di sebelah kiri jalan dari arah Padang. Papan namanya yang besar dan parkirnya yang luas memudahkan anda menemukannya. Tak sampai 10 menit setelah memesan, sate berbumbu kuning ini sudah siap terhidang di depan anda. Tak seperti sate lain yang umumnya berjumlah 10 tusuk per porsinya, sate padang Mak Syukur hanya menyajikan 7 tusuk untuk satu porsi. Sate yang bertabur bawang goreng ini sengaja disajikan di atas daun pisang, sehingga menambah kenikmatan. Meski satu tusuk hanya terdiri dari tiga iris daging, irisannya cukup besar. Ini masih ditambah dengan 1,5-2 buah katupek atau ketupat yang dijamin akan membuat anda kenyang.
Ditambah lagi,
saus kentalnya yang beraroma rempah itu juga berlimpah menutupi ketupat dan
daging sate. Anda bisa menyendok kuahnya dengan menggunakan sobekan daun pisang
yang dilipat. Dagingnya yang empuk tak lepas dari cara memasaknya. Daging
direbus sampai matang betul selama 1-2 jam, baru setelah itu diiris-iris.
Ketika dipesan, barulah daging dibakar. Sementara, rasa gurih tak lepas dari
pemilihan bagian punuk sapi yang memiliki sedikit lemak. Ketika dibakar, akan keluar
minyaknya, sehingga daging terasa manis. Air kaldu sisa rebusan daging kemudian
digunakan untuk membuat kuahnya. Air kaldu itu dicampur dengan bumbu-bumbu
rempah, lalu dicampur tepung beras.
Sate padang
Mak Syukur juga tidak menggunakan santan seperti yang lain. Selain menyediakan
sate daging, di rumah makan yang luas ini anda juga bisa menikmati sate jeroan
sapi seperti jantung, hati, dan lidah. Pada awalnya, Mak Syukur mulai berjualan
sate padang dengan cara berkeliling di sekitar Pasar Padang Panjang, sekitar
tahun 1950. Pada tahun 1970-an, pria ini lalu mendapatkan tempat untuk
berjualan di pasar. Lezatnya sate buatan Mak Syukur membuat usahanya laris,
hingga akhirnya ia berhasil memiliki kedai.
Bahkan, tak
lama kemudian kedainya di pasar kembali bertambah satu lagi. Meski sate Mak
Syukur mulai menempati restoran di Jalan Sutan Syahrir, Padang Panjang, sejak
1993, kedai di pasar masih dipertahankan sampai sekarang. Restoran ini kini
dikelola oleh anak bungsu Mak Syukur, Syafril Syukur. Syafril merupakan anak
keenam, sedangkan anak kedua Mak Syukur mengelola cabang di Jakarta. Hingga
kini pula, Syafril sendiri yang memasak sebelum dibagikan ke restoran dan kedai
di pasar Padang Panjang. Sampai sekarang, rasa sate padang Mak Syukur memang tidak
berubah. Sate yang dimasak setiap hari, harus habis di hari itu juga. Kalau
tidak habis, maka akan dibuang. Namun, rata-rata setiap hari memang selalu
habis. Biasanya dibutuhkan 50 kg daging per hari. Dagingnya pun haruslah daging
segar, jadi mereka memang tidak pernah menyetok daging.
Dalam sehari
sate Mak Syukur bisa menghabiskan 3 ribu tusuk sate pada hari biasa dan 5
ribu-6 ribu tusuk pada hari akhir pekan, dengan harga Rp 22.000 per porsi.
Rumah makan ini bisa anda kunjungi mulai pukul 09.30-21.00. Pada hari libur,
biasanya selepas Maghrib pun sate sudah habis. Kelezatan satenya membuat banyak
pejabat negara dan artis datang untuk mencicipi, antara lain mantan presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani, Jusuf Kalla, sampai Ikang Fauzi, dan
Bondan Winarno.
0 komentar:
Posting Komentar