Dimulai tahun 2007 silam, Hana Fredyanto nekat membuka rumah makan dan menyajikan menu yang tidak biasa, yaitu beragam olahan entok. Entog atau entok adalah unggas yang masuk keluarga jenis bebek dan memiliki banyak nama. Dikenal juga dengan sebutan mentok dan serati, dalam bahasa Indonesia entok disebut itik Manila. Unggas ini memiliki ciri fisik berbulu badan hitam dan putih serta memiliki warna merah dan hitam di sekitar kulit matanya. Tubuh entok terlihat lebih besar dibanding bebek atau itik, sehingga entok kerap dipelihara untuk diambil dagingnya.
Entok yang
cukup banyak ditemui di Cirebon dan sekitarnya ini membuka peluang usaha bagi
pria yang kerap disapa Nana ini. Dulu, banyak orang yang suka memasak entok,
tapi lama-kelamaan jadi malas mengolahnya. Memasak entok itu memang tidak
mudah, karena dagingnya amis dan harus dimasak lama supaya empuk. Pedesan Entog
menurut Nana awalnya adalah makanan para petani saat beristirahat di gubuk
tengah sawah atau ladang. Bumbu masakan ini hanya ala kadarnya saja yang
mungkin banyak ditemui di sekitar gubuk. Lama kelamaan masakan ini mulai
dikenal masyarakat luas. Meski begitu, saat Nana membuka rumah makan ini nama
Pedesan Entog masih belum umum.
Berada di
Jalan Fatahillah, Weru, Cirebon, rumah makan ini juga menyediakan ayam dan
bebek sebagai pengganti entok. Konsumen yang datang ada yang awalnya tidak
menyukai entok. Tapi akhirnya mereka tertarik untuk mencoba. Dan ketika sudah
mencoba justru jadi ketagihan. Karena masakan ini bukan masakan yang khusus
Nana ciptakan, Nana tak pernah merahasiakan resep dapurnya. Dapurnya terbuka
bagi siapa saja yang ingin melihat bagaimana caranya mengolah entok. Nana
yakin, sebenarnya semua orang tahu bagaimana mengolah entok, tapi enggan untuk
mengolah sendiri.
Menurut ayah
tiga orang anak ini, setiap orang memiliki trik tersendiri dalam mengolah entok. Nana memulai triknya sejak
pemotongan, yakni mencuci daging dengan air mengalir. Semua itu ia temukan dari
pengalaman saja. Hingga kini semua menu di rumah makannya masih diolah sendiri
oleh Nana, dibantu sang istri. Setiap hari ia membutuhkan 200 ekor entok. Nana
yang pernah menjadi supir bus Cirebon-Merak ini bersyukur, sekarang rumah
makannya sudah semakin besar. Setiap hari libur kadang harus tutup lebih cepat
karena sudah habis.
Diakui Nana,
sudah sejak lama dirinya ingin membuka sebuah tempat makan. Tak disangka,
melalui keahliannya mengolah entok, impiannya itu akhirnya terwujud. Dulu saat
ia masih menjadi sopir bus, ia melihat rumah makan yang sering ia singgahi
semakin lama semakin besar. Nana pun ingin pula bisa mengubah hidupnya dan
tidak mau selamanya menjadi sopir. Apalagi menjadi sopir bus ia nyaris tidak
ada waktu untuk keluarga. Ia harus berangkat kerja pagi-pagi, saat anak-anaknya
masih tidur, dan pulang kerja malam hari, anak-anaknya pun sudah tidur.
Dengan modal
usaha Rp 60.000 di tahun 2007, Nana bersyukur kini rumah makannya terus
berkembang. Rahasia kesuksesannya adalah menyajikan makanan dengan cepat dan
segar. Olahan hari ini harus habis untuk hari ini juga. Tidak boleh disajikan
keesokan harinya. Jika ingin berbisnis kuliner, menurut Nana satu hal yang
harus dihindari adalah jangan pernah mengecewakan pelanggan. Sejauh ini Nana
mengaku tidak mendapat hambatan berarti dalam menjalankan usahanya. Pasokan
entok sudah ada yang mengantar setiap hari. Rumah makannya pun setiap hari selalu
ramai, terlebih pada hari libur. Bahkan, kalau bulan puasa pengunjung sampai
antre panjang. Hal ini sering pula membuat Nana kasihan dengan karyawannya yang
harus melayani pelanggan, padahal mereka juga harus berbuka puasa.
EsaQQ adalah Sebuah Situs GAme Judi Online Yang Sudah Sangat Terkenal Dan Terpercaya, Banyak Bonus Dan Promo Yang Di Berikan Oleh EsaQQ, Jadi Jangan Sampe Ketinggalan ya.
BalasHapusDomino Online
Poker Online
Bandar Poker
Ceme
Ceme Keliling