Pasangan suami istri, Ustiani dan Totok, punya mimpi bisa melestarikan kuliner leluhur. Caranya, mereka mendirikan Wedangan Pendhopo sejak 2011 lalu. Selain ingin agar warisan kuliner tidak hilang, Ustiani, yang juga seorang PNS ini, ingin wedangan dan kuliner warisan leluhur naik kelas. Niat Ustiani 100% didukung sang suami. Keduanya pun berbagi tugas. Ustiani yang mengurus menu dan jasa, sedangkan sang suami membantu merancang arsitektur dan interior. Ibu satu anak ini bercerita, sebenarnya semuanya serba kebetulan. Ia hanya ingin memanfaatkan rumah yang telah dibelinya bersama suami, tapi tidak ditempati. Rasanya, sayang kalau rumah tersebut tidak dimanfaatkan. Awalnya, mereka sempat pesimis karena lokasinya tidak berada di pinggir jalan. Apakah kalau nanti mereka membuat tempat kuliner ada yang datang ?
Ternyata sambutan
yang didapat luar biasa. Semuanya benar-benar di luar perkiraan mereka.
Arsitektur yang digarap sendiri oleh Totok pun juga serba kebetulan. Sejak lama
Totok suka mengumpulkan barang antik, salah satunya limasan yang sudah ada
beberapa buah. Jadi ketika membangun tempat ini, nuansanya pun dipenuhi dengan
barang-barang antik. Meskipun ini berdasarkan selera pribadi, tapi mereka
bersyukur ternyata banyak pengunjung yang menyukainya. Malah, tempat mereka ini
sering dijadikan lokasi untuk foto prawedding.
Soal menu yang
ditawarkan Wedangan Pendhopo hampir sama dengan menu di wedangan lainnya.
Mereka menyajikan hidangan ala kampung, semuanya makanan tradisional dan
benar-benar buatan rumah. Kemudian mereka tambahkan beberapa menu spesial yang
lain. Menu spesial yang merupakan kuliner leluhur, salah satunya Sekul Sayur
Ndeso yang sekarang sudah jarang ditemui. Bahkan yang memasak menu ini adalah
si mbah yang dulu menjaga Ustiani
sejak kecil, umurnya sudah sekitar 80 tahun, jadi jelas otentik sekali rasanya.
Menu ini menjadi sangat spesial buat banyak orang yang mungkin sudah tidak lagi
bisa menemukan dan merasakan nikmatnya Sekul Sayur Ndeso, sekaligus juga
memperkenalkannya kepada generasi muda agar tidak hilang.
Agar pengunjung
tak bosan, Ustiani juga menyuguhkan menu sayur lain seperti sayur asem, garang
asem, lodeh, dan pilihan lainnya. Untuk harga, ia tidak mematok harga mahal. Semua
makanan dan minuman ditawarkan dengan harga murah atau terjangkau. Ada menu
yang hanya seharga Rp 1000, dan untuk Sekul Sayur Ndeso harganya Rp 5000 karena
memang menjadi signature Wedangan
Pendhopo.
Suasana dan
atmosfer priyayi Jawa memang sangat kental terasa saat kita menginjakkan kaki
di Wedangan Pendhopo. Alunan langgam Jawa yang terdengar semakin menambah
atmosfer Jawa klasik. Gebyok yang didesain apik menambah keotentikan kafe ini.
Hebatnya, Wedangan Pendhopo ternyata juga digemari kaum mahasiswa dan pelajar.
Memang tempat kuliner ini bisa masuk semua umur, dari yang masih sekolah sampai
yang sudah sepuh. Padahal, Ustiani dan suami tidak pernah beriklan atau
menggunakan promosi lewat media. Mereka termasuk yang konvensional, hanya gethok tular, atau dari mulut ke mulut.
Tak heran,
dengan suasana yang nyaman, pengunjung pun terus berdatangan. Salah satu tamu
istimewa yang pernah datang ke tempat ini adalah Ibu Iriana Jokowi yang sering
bersantai di Wedangan Pendhopo bersama teman-temannya saat pulang ke Solo. Presiden
Jokowi pun juga kerap datang bersama rombongan menteri atau tamu negara. Meski
tempat ini bisa menampung hingga 100 orang, tapi bagi pasangan Ustiani dan
Totok tetap tidak menyangka kalau orang nomor satu di negara ini berkenan
datang ke tempat mereka. Bahkan saat berulang tahun, Ibu Iriana pernah
merayakannya di sini.
Wedang
Pendhopo sering disebut sebagai wisata kuliner blusukan yang wajib didatangi
dan dikunjungi wisatawan domestik ataupun mancanegara saat berkunjung ke Solo.
Dan seiring berjalannya waktu, ada beberapa masukan yang diterima Ustiani dan
Totok. Mereka pun berusaha menyesuaikan diri dengan keinginan pelanggan.
Misalnya, ketika ada permintaan dipasang televisi flat, walau sebenarnya tidak
cocok dengan atribut Wedangan Pendhopo, tetapi karena banyak yang meminta, maka
mereka sediakan. Wedangan Pendhopo yang berlokasi di Jalan Srigading 1 No. 7,
Turisari, Mangkubumen, Solo ini buka sore hingga malam hari. Namun, karena
banyak yang minta dibuka pagi hari, mereka pun akan membuat tempat makan yang
berkonsep bisa untuk sarapan hingga makan siang.
0 komentar:
Posting Komentar