Rasanya belum
lengkap jika ke Wonosobo bila tidak mencoba makanan khasnya, yaitu mi ongklok.
Penampilannya mirip mi ayam, hanya saja makanan yang satu ini dicampur irisan
kol dan daun kucai, lalu diguyur lau, sejenis kuah kental yang gurih. Biasanya,
mi ongklok disantap bersama sate daging sapi. Salah satu penjual mi ongklok
yang terkenal di Wonosobo adalah Warung Mi Ongklok Pak Muhadi.
Sebelum
berjualan mi ongklok, Muhadi lama menjadi penjaja mi lau milik seorang
pengusaha kuliner keturunan Tiongkok di kota berhawa dingin tersebut. Setelah
keluar dari pekerjaannya, Muhadi lalu mengolah mi lau dan mencampurkannya
dengan bumbu rempah-rempah lain, yang kemudian dikenal dengan nama mi ongklok.
Setelah mahir meramu, pada tahun 1967 Muhadi mulai menjajakan mi ongklok
berkeliling dari kampung ke kampung dengan pikulan.
Rupanya,
banyak yang menyukai mi ongklok buatan Muhadi, sehingga usahanya laris. Setelah
memiliki modal cukup, Muhadi tak lagi berkeliling kampung. Ia berjualan di
sebuah warung yang sederhana dan sempit di pusat kota. Saat membuka warung
itulah, Muhadi sangat kaget karena pembelinya ternyata membludak. Usahanya
makin laris dan besar. Sejak itu, banyak orang mengikuti jejak Muhadi berjualan
mi ongklok.
Anaknya pun
ikut membantu usaha Muladi. Tahun 1989, Muhadi meninggal. Sejak itu warung mi
ongkloknya diteruskan Mujiono Hadi, salah satu anaknya. Warung lalu dipindah ke
Jalan Ahmad Yani No 1 yang bertahan hingga sekarang. Dalam mengelola usaha
peninggalan orangtuanya, Mujiono mengaku tak mengubah rasa dan proses
pembuatannya. Pembeli yang datang bisa melihat langsung saat pesanannya dibuat,
karena Mujiono mengerjakan pesanan di bagian depan warung yang bisa menampung
sekitar 60 pengunjung itu.
Mujiono Hadi, salah satu putra Pak Muhadi yang meneruskan berjualan mi ongklok |
Di etalase
kaca, Mujiono menyusun mi, kol, kucai, dan selada sayur yang sudah diiris.
Proses pembuatannya pun cukup mudah. Pembeli bisa meminta tingkat kepedasan mi
ongklok karena cabai rawit hijau langsung diulek di mangkuk yang akan disajikan.
Lalu daun kucai, selada air, dan kol dimasukkan ke wadah bambu berukuran kecil
dengan gagang panjang. Setelah diongklok-ongklok (dicelupkan beberapa kali) ke
air mendidih, mi dimasukkan ke bambu dan dipadatkan di atasnya. Lalu kembali
diongklok-ongklok ke dalam panci beberapa kali, setelah itu ditiriskan. Mi dan
sayuran lalu dituang ke dalam mangkuk, disiram kuah lau hingga tergenang.
Setelah itu, diberi kecap manis dan taburan bawang goreng. Terakhir, mi disiram bumbu kacang. Mi pun siap
disajikan bersama seporsi sate daging sapi yang baru dibakar ketika dipesan.
Lau sendiri
merupakan sejenis kuah kental yang terbuat dari tepung kanji dengan bumbu kaldu
ayam, bawang putih, merica, gula merah dan garam. Rasa lau yang gurih juga kuat
akan merica. Sedangkan mi ongklok yang manis karena siraman bumbu kacang terasa
pas dengan gurihnya sate sapi. Tak heran, Mi Ongklok Pak Muhadi setiap hari
ramai dikunjungi pembeli, termasuk dari luar kota seperti Jakarta, Semarang,
Bandung, Surabaya, dan kota sekitar Wonosobo, bahkan para artis ibukota. Warung
yang setiap hari buka pukul 11.00-21.00 juga menerima pesanan untuk hajatan,
termasuk dari luar kota.
EsaQQ adalah Sebuah Situs GAme Judi Online Yang Sudah Sangat Terkenal Dan Terpercaya, Banyak Bonus Dan Promo Yang Di Berikan Oleh EsaQQ, Jadi Jangan Sampe Ketinggalan ya.
BalasHapusDomino Online
Poker Online
Bandar Poker
Ceme
Ceme Keliling