Sebagian orang mengatakan, belum ke Magelang kalau belum makan getuk. Salah satu getuk yang terkenal di sana adalah Getuk Gondok yang dijual Sri Rahayu sejak 1985. Rahayu merupakan generasi ketiga dari getuk merek tersebut, meneruskan usaha warisan nenek dan ibunya. Namun, kapan neneknya mulai berjualan getuk, Rahayu mengaku tak tahu. Yang jelas, saat itu dirinya masih kecil, dan belum sekolah.
Rahayu juga
mengingat, neneknya menderita penyakit gondok di lehernya. Itu sebabnya getuk
buatannya dinamai getuk Gondok. Setelah neneknya meninggal, ibunda Rahayu
meneruskan usaha tersebut. Ibunya memiliki tujuh anak, lima di antaranya
perempuan. Kelimanya lalu punya usaha getuk sendiri. Bahkan kini keponakan dan
anak Rahayu pun juga mengikuti jejak nenek mereka.
Dulu, sebelum
berjualan sendiri, Rahayu hanya membantu kakaknya membuat getuk. Lantaran ingin
mandiri, ia pun akhirnya memilih berjualan sendiri. Awalnya, ia membuat 25-35
kg getuk per hari. Berangkat jualan pada pukul 07.00 WIB, dan pukul 14.00 sudah
harus pulang karena saat itu ia masih
menyusui bayinya. Terkadang getuknya habis, terkadang juga sisa. Awalnya Rahayu
menjajakan getuknya di depan Toko Panorama. Setelah bangunan Pasar Rejowinangun
jadi dan ditata rapi, semua penjual yang sebelumnya di pinggir jalan sekitar
pasar, termasuk Rahayu, harus masuk ke dalam pasar.
Sayangnya,
saat menempati kios di lantai teratas, getuknya tak laku. Sehari, paling hanya
laku Rp 10.000. Beruntung, akhirnya Rahayu mendapatkan kios di lantai dasar,
satu di Blok B no 17, satunya lagi di Blok C. Tahun 2007, karena harus menjaga
suaminya yang sakit, Rahayu tak lagi menjaga kios, bahkan hingga sekarang meski
sang suami telah meninggal. Kini, kios Getuk Gondok ditungui oleh anak-anaknya.
Getuk Gondok
dijual dalam kemasan kotak kardus dengan beberapa pilihan harga, yaitu Rp 5000,
Rp 10.000, dan Rp 25.000. Sedangkan yang dibungkus dijual seharga Rp 3000
berisi delapan potong getuk. Getuk yang tiap malamnya dibuat pukul 01.00-07.00
WIB ini ada tiga macam, yaitu 1, 2, dan 4 warna. Ide membuat getuk dengan
beragam warna ini dijelaskan Rahayu, karena ia melihat kue lapis beras yang
menarik, berwarna-warni dan bertumpuk-tumpuk. Ia pun mencoba membuat getuk
dengan cara itu. Kadang-kadang warna coklatnya ia beri gula merah.
Cara membuat
getuk cukup sederhana. Agar menghasilkan getuk yang lembut dan enak, Rahayu
sengaja memilih singkong yang masih mempur dengan usia 10 bulan. Ibu empat anak
ini juga meggunakan gula pasir dan tak mau memakai pengawet. Itu sebanya, getuk
yang dibuatnya harus habis hari itu juga, walau sebetulnya besoknya pun getuk itu
tidak berubah kecut dan berair. Tapi Rahayu tetap pada prinsipnya yang tidak
mau menjual makanan kemarin. Apalagi, pelanggan sudah tahu tempatnya berjualan,
jadi orang akan mudah menemukannya kalau ingin komplain. Kalau sampai pelanggan
kecewa karena getuknya tidak enak, Rahayu sendiri yang akan rugi, apalagi di pasar
kini banyak saingan. Maka Rahayu memang perlu berhati-hati menjaga kualitas
karena getuknya sudah dikenal banyak orang.
Berkat
ketekunannya, kini getuknya laku tak kurang dari 150 kg per hari. Bila ada
pesanan, pembuatan getuk bisa sampai 300 kg dalam sehai. Pesanan pun datang tak
hanya dari Magelang, melainkan juga dari kota lain, termasuk Kebumen. Pesanan
ini juga bukan untuk dijual lagi, melainkan untuk acara pribadi, misalnya
pernikahan atau oleh-oleh untuk dibawa ke luar kota.
EsaQQ adalah Sebuah Situs GAme Judi Online Yang Sudah Sangat Terkenal Dan Terpercaya, Banyak Bonus Dan Promo Yang Di Berikan Oleh EsaQQ, Jadi Jangan Sampe Ketinggalan ya.
BalasHapusDomino Online
Poker Online
Bandar Poker
Ceme
Ceme Keliling