Rabu, 30 September 2015




Bila anda menuju Bukittinggi dari arah Padang, anda akan menemukan rumah makan Sate Mak Syukur ketika memasuki Jalan Sutan Syahrir, Padang Panjang. Rumah makan yang terkenal sampai ke Jakarta ini terletak di sebelah kiri jalan dari arah Padang. Papan namanya yang besar dan parkirnya yang luas memudahkan anda menemukannya. Tak sampai 10 menit setelah memesan, sate berbumbu kuning ini sudah siap terhidang di depan anda. Tak seperti sate lain yang umumnya berjumlah 10 tusuk per porsinya, sate padang Mak Syukur hanya menyajikan 7 tusuk untuk satu porsi. Sate yang bertabur bawang goreng ini sengaja disajikan di atas daun pisang, sehingga menambah kenikmatan. Meski satu tusuk hanya terdiri dari tiga iris daging, irisannya cukup besar. Ini masih ditambah dengan 1,5-2 buah katupek atau ketupat yang dijamin akan membuat anda kenyang.

Ditambah lagi, saus kentalnya yang beraroma rempah itu juga berlimpah menutupi ketupat dan daging sate. Anda bisa menyendok kuahnya dengan menggunakan sobekan daun pisang yang dilipat. Dagingnya yang empuk tak lepas dari cara memasaknya. Daging direbus sampai matang betul selama 1-2 jam, baru setelah itu diiris-iris. Ketika dipesan, barulah daging dibakar. Sementara, rasa gurih tak lepas dari pemilihan bagian punuk sapi yang memiliki sedikit lemak. Ketika dibakar, akan keluar minyaknya, sehingga daging terasa manis. Air kaldu sisa rebusan daging kemudian digunakan untuk membuat kuahnya. Air kaldu itu dicampur dengan bumbu-bumbu rempah, lalu dicampur tepung beras.

Sate padang Mak Syukur juga tidak menggunakan santan seperti yang lain. Selain menyediakan sate daging, di rumah makan yang luas ini anda juga bisa menikmati sate jeroan sapi seperti jantung, hati, dan lidah. Pada awalnya, Mak Syukur mulai berjualan sate padang dengan cara berkeliling di sekitar Pasar Padang Panjang, sekitar tahun 1950. Pada tahun 1970-an, pria ini lalu mendapatkan tempat untuk berjualan di pasar. Lezatnya sate buatan Mak Syukur membuat usahanya laris, hingga akhirnya ia berhasil memiliki kedai.


Bahkan, tak lama kemudian kedainya di pasar kembali bertambah satu lagi. Meski sate Mak Syukur mulai menempati restoran di Jalan Sutan Syahrir, Padang Panjang, sejak 1993, kedai di pasar masih dipertahankan sampai sekarang. Restoran ini kini dikelola oleh anak bungsu Mak Syukur, Syafril Syukur. Syafril merupakan anak keenam, sedangkan anak kedua Mak Syukur mengelola cabang di Jakarta. Hingga kini pula, Syafril sendiri yang memasak sebelum dibagikan ke restoran dan kedai di pasar Padang Panjang. Sampai sekarang, rasa sate padang Mak Syukur memang tidak berubah. Sate yang dimasak setiap hari, harus habis di hari itu juga. Kalau tidak habis, maka akan dibuang. Namun, rata-rata setiap hari memang selalu habis. Biasanya dibutuhkan 50 kg daging per hari. Dagingnya pun haruslah daging segar, jadi mereka memang tidak pernah menyetok daging.

Dalam sehari sate Mak Syukur bisa menghabiskan 3 ribu tusuk sate pada hari biasa dan 5 ribu-6 ribu tusuk pada hari akhir pekan, dengan harga Rp 22.000 per porsi. Rumah makan ini bisa anda kunjungi mulai pukul 09.30-21.00. Pada hari libur, biasanya selepas Maghrib pun sate sudah habis. Kelezatan satenya membuat banyak pejabat negara dan artis datang untuk mencicipi, antara lain mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani, Jusuf Kalla, sampai Ikang Fauzi, dan Bondan Winarno.

0 komentar:

Posting Komentar